- Back to Home »
- Artikel »
- Pengertian Interaksi Sosial dan Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Posted by : Unknown
Monday, 10 February 2014
Manusia sebagai makhluk sosial selalu berhubungan dengan orang lain. Dalam bergaul, berbicara, bersalaman, bahkan bertentangan sekalipun kita memerlukan orang lain. Dalam bergaul dengan orang lain selalu ada timbal balik atau melibatkan dua belah pihak.
Interaksi sosial merupakan ciri khas kehidupan bermasyarakat/ sosial. Artinya kehidupan bermasyarakat/ sosial akan kelihatan nyata dalam berbagai bentuk pergaulan seseorang dengan orang lain. Contoh: keramaian di pasar, buruh pabrik berdemontrasi, dan pelajar belajar di kelas.
Interaksi sosial terjadi apabila satu individu melakukan tindakan sehingga menimbulkan reaksi bagi individu-individu lain. Interaksi sosial tidak hanya berupa tindakan yang berupa kerja sama tetapi juga dapat berupa persaingan dan pertikaian.
Menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack, interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok.
Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat terjadi apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.Adanya kontak sosial (sosial contact)
Kontak hanya dapat berlangsung apabila kedua belah pihak sadar akan kedudukan atau kondisi masing-masing. Untuk itu kontak memerlukan kerja sama dengan orang lain. Di era globalisasi kontak dapat berlangsung dengan mudah dan cepat, karena adanya kemajuan teknologi yang makin canggih. Misalnya dengan adanya internet, HP, telepon, telegram, dan email.
Kontak sosial dapat dibedakan sebagai berikut.
- Berdasarkan bentuk (wujud)
- Kontak antara individu dengan individu Contoh: Kontak antara guru dengan guru, orang tua dengan anaknya, siswa dengan siswa lain, penjual dengan pembeli.
- Kontak antara individu dengan kelompok Contoh: Guru dengan murid-muridnya di kelas, penceramah dengan peserta seminar.
- Kontak antara kelompok dengan kelompok Contoh: Pertandingan sepak bola antara dua tim kesebelasan, pertandingan bola voli antara dua tim bola voli.
- Berdasarkan cara
- Kontak langsung (primer), Kontak langsung yaitu hubungan timbal balik yang terjadi secara langsung, contoh: berbicara, berjabat tangan, tersenyum, dan bahasa isyarat.
- Kontak tidak langsung (sekunder), Kontak tidak langsung (sekunder) yaitu hubungan timbal balik yang yang memerlukan perantara (media). Perantara/media yang digunakan dalam kontak sekunder bisa berupa benda misalnya, telepon, TV, radio, HP, surat, dan telegram atau bisa juga menggunakan manusia, misalnya seorang pemuda meminang seorang gadis melalui orang lain.
- Berdasarkan sifatnya
- Kontak positif yaitu kontak sosial yang mengarah kepada suatu kerja sama, misalnya kontak antara pedagang dengan pembeli.
- Kontak negatif yaitu kontak sosial yang mengarah kepada suatu pertentangan, misalnya kontak senjata antara dua negara yang sedang berperang.
Komunikasi,
- Komunikasi dibedakan menjadi dua, yaitu berikut ini.
- Komunikasi lisan (verbal), yaitu komunikasi dengan menggunakan kata-kata (verbal) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Contoh: berbicara langsung dan melalui telepon.
- Komunikasi nonverbal (isyarat), yaitu komunikasi dengan menggunakan gerak-gerik badan, bahasa isyarat, atau menunjukkan sikap tertentu. Contoh: menggelengkan kepala, mengangkat bahu, dan melambaikan tangan.
- Syarat-syarat komunikasi
- Ada pengirim (sender) yaitu pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
- Penerima atau komunikasi (receiver) yaitu pihak yang menerima pesan dari pihak lain.
- Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh setiap pihak kepada pihak lain.
- Umpan balik (feed back) adalah tanggapan dari penerima pesan atau isi pesan yang disampaikannya.
Suatu kontak bisa terjadi tanpa komunikasi, jika terjadi kontak tanpa komunikasi maka tidak akan terjadi interaksi sosial. Misalnya, orang Jawa bertemu dengan orang Batak, orang Jawa menyapa dengan bahasa Jawa, padahal orang Batak tidak mengerti bahasa Jawa, maka komunikasi tidak akan terjadi.
Komunikasi dapat berdampak positif jika masing-masing dapat menafsirkan apa yang dimaksud. Komunikasi juga bisa berdampak tidak baik apabila salah satu pihak tidak dapat menafsirkan maksud pihak lain.