- Back to Home »
- Artikel »
- Pengertian Erosi dan Jenis - Jenis Erosi
Posted by : Unknown
Monday, 10 February 2014
Erosi adalah gejala alam yang sering kita dengar dan baca,
baik di media cetak maupun elektronik. Istilah ini kerap kali
dihubungkan dengan kerusakan tanah pertanian, hutan, atau meluasnya
lahan kritis. Pernyataan ini tidak seluruhnya benar sebab dalam
batas-batas tertentu proses erosi tidak menimbulkan kerusakan alam.
Secara sederhana, erosi dapat diartikan sebagai proses pelepasan dan pemindahan massa batuan dari suatu wilayah ke wilayah lainnya. Erosi terdiri atas tiga tahapan antara lain sebagai berikut:
- detachment yaitu pelepasan batuan dari massa induknya;
- transportasi yaitu pemindahan batuan yang terkikis dari suatu tempat ke tempat lain;
- sedimentasi yaitu pengendapan massa batuan yang terkikis.
Berdasarkan kecepatannya, erosi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu erosi geologi dan erosi tanah. Erosi geologi adalah bentuk pengikisan proses pengikisan atau penghancuran tanahnya relatif seimbang dengan proses pembentukannya. Gejala alam ini dapat dikatakan tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.
Erosi tanah atau dinamakan pula erosi yang dipercepat (accelerated erosion) yaitu bentuk erosi yang proses penghancuran tanah (batuan) jauh lebih cepat dibandingkan dengan pem bentukannya. Erosi tanah biasanya dipercepat oleh aktivitas manusia dalam menge lola lahan tanpa memperhatikan unsur-unsur kelestarian alam. Erosi jenis inilah yang sering kali menimbulkan permasalahan kerusakan sumberdaya lahan.
Selain berdasarkan kecepatannya, erosi dapat pula diklasifikasikan berdasarkan zat pelaku atau pengikisnya, yaitu erosi air, erosi angin, erosi gelombang laut, dan erosi glasial.
a) Erosi Air
Massa air yang mengalir, baik gerakan air di dalam tanah maupun di permukaan Bumi berupa sungai atau air larian permukaan selamban apapun pasti memiliki daya kikis. Sedikit demi sedikit, air yang mengalir itu mengerosi batuan atau tanah yang dilaluinya. Semakin cepat gerakan air mengalir, semakin tinggi pula daya kikisnya. Oleh karena itu, sungai-sungai di wilayah perbukitan atau pegunungan yang alirannya deras memiliki lembah yang lebih curam dan dalam dibandingkan dengan sungai di wilayah dataran yang alirannya relatif tenang.Secara umum dilihat dari tahapan kerusakan tanah yang terkikis, erosi air terdiri atas empat tingkatan, yaitu sebagai berikut.
- Erosi Percik (Splash Erosion)
- Erosi Lembar (Sheet Erosion)
- air yang mengalir di permukaan berwarna keruh (kecokelatan) karena banyak mengandung partikel tanah;
- warna tanah terlihat pucat karena kadar humus (bahan organik) rendah;
- tingkat kesuburan tanah sangat rendah.
- Erosi Alur (Riil Erosion)
- Erosi Parit (Gully Erosion)
Di sepanjang aliran sungai terjadi pula proses erosi oleh arus air. Proses pengikisan yang mungkin terjadi sepanjang aliran sungai antara lain sebagai berikut.
- Erosi Tebing Sungai, yaitu erosi yang bekerja pada dinding badan sungai sehingga lembah sungai bertambah lebar.
- Erosi Mudik, yaitu erosi yang terjadi pada dinding air terjun (jeram). Akibat erosi mudik, lama-kelamaan lokasi air terjun akan mundur ke arah hulu.
- Erosi Badan Sungai, yaitu erosi yang berlangsung ke arah dasar sungai (badan sungai) sehingga lembah sungai menjadi semakin dalam. Jika erosi badan sungai ini berlangsung dalam waktu geologi yang sangat lama maka akan terbentuk ngarai-ngarai yang sangat dalam, seperti Grand Canyon di Sungai Colorado (Amerika Serikat).
b) Erosi Angin
Erosi oleh pengerjaan angin (deflasi) banyak terjadi di daerah gurun beriklim kering yang sering terjadi badai pasir yang dikenal dengan istilah harmattan atau chamsina. Pada saat kejadian angin kencang tersebut, butiran-butiran kerikil dan pasir yang terbawa angin akan mengikis bongkah batuan yang dilaluinya.c) Erosi Gelombang Laut
Erosi oleh gelombang laut dinamakan pula abrasi atau erosi marin. Gelombang laut yang bergerak ke arah pantai mampu mengikis bahkan memecahkan batu-batu karang di pantai, kemudian diangkut ke tempat-tempat lain di sekitarnya atau ke arah laut dan samudra.Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan abrasi antara lain sebagai berikut.
- Kekerasan batuan, semakin keras jenis batuan yang ada di pantai, semakin tahan terhadap erosi.
- Gelombang laut, semakin besar gelombang yang bergerak ke arah pantai, semakin besar kemungkinannya untuk mengerosi wilayah pantai.
- Kedalaman laut di muka pantai, jika laut yang terletak di muka pantai merupakan laut dalam, gelombang laut yang terjadi lebih besar dibandingkan dengan laut yang dangkal, sehingga kekuatan erosi akan lebih besar.
- Jumlah material yang dibawa gelombang terutama kerikil dan pasir, semakin banyak material yang diangkut semakin kuat daya abrasinya.
- Cliff, yaitu pantai yang berdinding curam sampai tegak.
- Relung, yaitu cekungan-cekungan yang terdapat pada dinding cliff.
- Dataran Abrasi, yaitu hamparan wilayah dataran akibat abrasi. yang dapat dilihat dengan jelas saat air laut surut.
- Gua laut (Sea Cave).
d) Erosi Glasial
Erosi glasial adalah bentuk pengikisan massa batuan oleh gletser, yaitu massa es yang bergerak. Gletser terdapat di wilayah kutub atau di pegunungan tinggi yang puncaknya senantiasa tertutup oleh lembaran salju dan es, seperti Pegunungan Jayawijaya, Rocky, dan Himalaya. Massa gletser yang bergerak menuruni lereng pegunungan akibat gaya berat maupun pencairan es akan mengikis daerah-daerah yang dilaluinya. Massa batuan hasil pengikisan yang diangkut bersama-sama dengan gerakan gletser dinamakan morain.Ciri khas bentang alam akibat erosi glasial adalah adanya alur-alur yang arahnya relatif sejajar pada permukaan batuan sebagai akibat torehan gletser. Jika erosi gletser ini terus-menerus berlangsung dalam waktu yang sangat lama, akan terbentuk lembah-lembah yang dalam, memanjang, dan searah dengan gerakan gletser.